-
Kamis, 27 Juni 2019 - 8:57:09 Wib - Dibaca : 3493 Kali
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Tentang Revitalisasi Dan Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila Di Kecamatan Pinggir Tahun Anggaran 2019
PINGGIR - Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Tentang Revitalisasi Dan Aktualisasi Nilai-Nilai Luhur Pancasila Dalam Rangka Pemantapan Wawasan Kebangsaan Dan Ketahanan NKRI Tahun Anggaran 2019 Di Kecamatan Pinggir, Kamis 27 Juni 2019
Arus globalisasi telah mempenetrasi semua elemen bangsa, baik dalam aras lokal, regional, maupun global. Sebagai akibatnya, dirasakan atau tidak, bangsa ini mengalami kekaburan norma dan nilai yang dapat mengancam karakter bangsa dan pada gilirannya bisa merapuhkan ketahanan nasional dari bangsa itu sendiri. Untuk menghadapi derasnya arus globalisasi yang melanda berbagai lini, maka adan Kesatuan Bangsa dan Politik, Kabupaten Bengkalis melakukan Pemasyarakatan Nilai-Nilai Pancasila dengan tema: “Revitalisasi dan Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Rangka Penguatan Karakter Bangsa”.
Acara Ini digelar di Aula Kantor Camat Pinggir, Dalam acara Pemasyarakatan Nilai-Nilai Pancasila ini hadir Camat Pinggir yang diwakili oleh Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Dan Budaya yaitu JULIASDI TANJUNG, S.Kom, Kabid Wasbang & Wasnas Kesbangpol Halazmi julizar, S.Stp, M.Si Beserta rombongan, Kodim 0303 Kab.Bengkalis ISNANU, Kepala Desa Se Kecamatan Pinggir, Unsur-Unsur Lembaga Desa Se- Kecamatan Pinggir, Tokoh Agama Dan Tokoh Masyarakat Alim Ulama, Tokoh Pemuda Se-Desa Kec.Pinggir.
Acara diawali laporan Panitia Pelaksana, Rudi Iskandar yang menyampaikan bahwa kegiatan penyuluhan bertujuan dalam rangka pemantapan wawasan kebangsaan dan ketahanan NKRI. Selain juga memberikan pengetahuan dan peningkatan wawasan serta pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai luhur Pancasila.
Camat Pinggir dalam sambutannya yang diwakili Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Dan Budaya JULIASDI TANJUNG, S.Kom memberikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas terselenggaranya acara pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila kepada semua pihak yang berkenan hadir serta mendukung penuh acara pembekalan tersebut. “Pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila ini saya harapkan dapat merevitalisasi kembali dan mereaktualisasi kembali nilai-nilai luhur Pancasila”, ungkapnya.
“Esensi Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai bangsa yang telah disepakati oleh seluruh elemen bangsa berupa ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai itu merupakan nilai-nilai ideal yang masih belum semuanya teraktualisasi. Oleh karenanya aktualisasinya perlu diamalkan oleh seluruh masyarakat, khususnya mahasiswa yang hadir”. Ia juga mengharapkan kegiatan penyuluhan ini mendapat berkah dan manfaat bagi para peserta. "Dan apa yang disampaikan oleh pemateri dapat meningkatkan pemahaman serta kecintaan kita terhadap tanah air," harapnya.
Kepala Bidang Bina Ideologi Wasbangnas, Halazmi Julizar S STP MSi menyampaikan, sebagaimana kita ketahui bahwa Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten yang memiliki keragaman sosial budaya, agama, ekonomi, bahasa dan etnis yang dimiliki oleh masyarakat.
"Keadaan inilah yang mengilhami konsep ke-bhinneka tunggal ika-an dalam wadah berbangsa dan bernegara," Ungkapnya.
Dengan demikian, sebutnya, diperlukan pranata yang mengaturnya. Pranata tersebut antara lain adalah UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2011 Tentang Pemerintahan Daerah dalam rangka revitalisasi dan aktualisasi nilai-nilai luhur Pancasila. Tujuannya adalah untuk memelihara serta memantapkan wawasan kebangsaan dan ketahanan negara Republik Indonesia.
"Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita luhur dan indah yang ingin dicapainya. Orang mengatakan bahwa cita-cita yang ingin dicapai oleh suatu bangsa mempunyai fungsi sebagai penentu dari tujuan nasional. Lazimnya dalam usaha mencapai tujuan tersebut, bangsa bersangkutan menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang senantiasa perlu dihadapi ataupun ditanggulangi. Oleh karena itu, suatu bangsa harus mempunyai kemampuan, kekuatan, ketangguhan dan keuletan. Umumnya, inilah yang dinamakan ketahanan nasional yang dapat juga disebut sebagai ketahanan bangsa," katanya.
Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan hambatan dan ancaman, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
"Forum ini saya anggap penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena momentumnya yang tepat. Paling tidak ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerinahan. Seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasi diri menghadapi tantangan- tersebut diatas," paparnya.
Sementara itu, sebagai narasumber pada kegiatan tersebut yakni Kapten ISNANU dari Kodim 0303/Bengkalis. Ia memaparkan materi Revitalisasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Luhur Pancasila, bahwa bangsa Indonesia disadari atau tidak, menghadapi “modern war” yang ranah pergulatannya tidak berupa fisik seperti tempo dulu, namun pergulatan dalam ranah sosial-budaya, ekonomi, idiologi, dan politik. Salah satu kunci untuk menghadapi hal itu yaitu bangsa ini hendaknya memiliki karakter yang kuat. Kalau Pancasila hanya ditempatkan sebagai norma kognitif saja, maka mudah luntur karena bersifat relatif dan jauh dari tatanan praktis. Jikalau benar bahwa Pancasila menjadi nilai dasar sudah terinternalisasi menjadi karakter bangsa, maka bangsa tersebut dimungkinkan memiliki keuletan dan ketangguhan. Namun sebaliknya jika yang terjadi sebaliknya, nilai dasar Pancasila itu belum menjadi karakter bangsa tentu saja kondisi bangsa masih memprihatinkan dan jauh dari ketangguhan. “Oleh karenanya, nilai-nilai Pancasila masih perlu untuk direvitalisasi agar bangsa ini menjadi lebih kuat dan memiliki daya tahan yang lebih baik”, demikian ungkapnya.Tampak para peserta mengikuti penyuluhan, menyimak dengan penuh perhatian materi yang disampaikan oleh nara sumber dari awal hingga akhir acara.
Tulis Komentar